Hari Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriah, memiliki tempat istimewa di hati umat Islam. Tidak hanya sebagai momen untuk berpuasa tendang.id sunnah, Asyura juga dirayakan dengan berbagai tradisi unik di berbagai daerah di Indonesia. Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur, doa keselamatan, serta sarana mempererat silaturahmi di tengah masyarakat.
Bubur Suro di Jawa
Di banyak daerah Jawa, seperti Yogyakarta dan Surakarta, masyarakat tersier.id memiliki tradisi memasak bubur suro untuk dibagikan kepada tetangga dan keluarga. Bubur ini biasanya berwarna putih dengan lauk sederhana seperti abon, telur rebus, dan sambal goreng. Filosofi bubur suro adalah mengingatkan manusia untuk hidup sederhana, berbagi, dan mengingat para nabi yang diuji dengan kesabaran pada bulan Muharram.
Tabut di Bengkulu
Bengkulu memiliki tradisi Asyura yang sangat terkenal, yaitu Tabut. Tradisi ini merupakan peringatan atas wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain, di Karbala. Perayaan Tabut biasanya dilaksanakan selama 10 hari dengan puncaknya pada tanggal 10 Muharram. Masyarakat Bengkulu akan membuat replika Tabut setinggi beberapa meter, diiringi dengan musik tradisional dhol dan ritual zikir sebelum akhirnya Tabut diarak dan dilarung ke laut atau sungai sebagai simbol pelepasan duka dan doa keselamatan.
Bubur Asyura di Sumatera Barat
Masyarakat Minangkabau memiliki tradisi membuat bubur Asyura yang disebut Bubua Asyura, berisi beragam bahan seperti jagung, kacang-kacangan, beras ketan, dan pisang. Bubur ini dimasak secara gotong royong di surau atau masjid, lalu dibagikan kepada warga sekitar slot via qris. Tradisi ini menjadi simbol persatuan serta bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang diberikan selama ini.
Bubur Sura di Kalimantan Selatan
Di Banjarmasin dan beberapa daerah Kalimantan Selatan, masyarakat juga memasak bubur sura untuk memperingati Asyura. Bubur ini biasanya dilengkapi dengan lauk pauk seperti ikan haruan, telur, dan sambal. Setelah berdoa bersama, bubur akan dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah dan doa keselamatan di bulan Muharram.
Nilai yang Diajarkan dari Tradisi Asyura
Tradisi Asyura di Indonesia tidak hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga sarana pendidikan karakter kepada generasi muda untuk menjaga semangat berbagi, kebersamaan, dan kepedulian sosial. Tradisi ini juga menjadi media untuk mengingat peristiwa sejarah Islam sekaligus meneladani kesabaran dan pengorbanan keluarga Rasulullah SAW.
Selain itu, banyak masyarakat yang memanfaatkan momentum Asyura untuk berdoa agar terhindar dari musibah dan memohon keberkahan rezeki. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Muharram, khususnya hari Asyura, menjadi pengingat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penutup
Tradisi unik Asyura di berbagai daerah di Indonesia menjadi kekayaan budaya yang perlu dilestarikan. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, tradisi ini mampu mempererat hubungan masyarakat dan menjadi sarana syiar Islam yang penuh makna. Jika Anda ingin merasakan kehangatan tradisi ini, cobalah mengunjungi daerah-daerah tersebut saat Asyura tiba, dan nikmati bagaimana masyarakat menjaga nilai kebaikan melalui tradisi turun-temurun yang masih terjaga hingga saat ini.